Thursday, October 20, 2011

Jujur Itu Indah Seperti Pedangang Bubur

Kenapa saya tiba-tiba menulis topik ini? Saya menulis artikel ini karena menurut saya memang patut untuk saya bagikan kepada anda. Ini adalah kejadian yang saya alami pagi tadi di sebuah warung bubur ayam. Sebenarnya saya sudah lama tidak pernah makan bubur ayam itu lagi. Namun berhubung warung langganan saya untuk sarapan pagi habis di razia, terpaksa saya harus cari-cari lagi tempat lain untuk beli sarapan pagi.

Karena warung bubur ayam ini sangat dekat dimana saya bisa sekalian lewat, itu saya lebih memilih untuk makan bubur ayam, selain murah juga lumayan enak untuk ganjal perut di pagi hari. Nah singkat cerita saya memesan semangkok bubur ayam dengan catatan saya selalu minta untuk tidak pakai kacang, daun bawang dan danging ayam. Tidak lupa si tukang bubur ayam menuangkan segelas air teh tawar.

Warung bubur ayam ini kalau saya perhatikan lumayan cukup ramai, tidak pernah sepi, pokonya ada aja orang yang pesan. Baik yang makan di tempat ataupun dibungkus untuk di bwah ke kantor atau tempat kerja masing-masing. Mungkin karena rasanya yang lumayan enak dan tidak terlalu mahal untuk seorang karyawan bisa seperti saya.

Singkat cerita, akhirnya saya selesai makan dan kini saatnya saya untuk membayar bubur yang telah saya makan. Saya kemudian bertanya pada si tukang bubur, " Berapa bu?" Tukang bubur menjawab " Lima ribu mas! ". Kebetulan di kantong saya pagi itu ada uang receh Rp 8000 rupaih dengan rincian Rp 5000, 2000, dan 1000 perak. Kemudian saya merogoh kantong dan memberi uang Rp 5000 yang saya ingat! Setelah saya kasih, saya langsung pergi. Baru beberapa langkah saya sudah di panggil kembali dan beliau menghampiri saya dan memberikan uang Rp 1000 rupiah seraya mengatakan " Uangnya kelebihan mas! ".

Di perjalanan ke tempat kerja, hingga saat saya menulis artikel ini saya masih terus berfikir ternyata masih ada orang jujur di Negara ini. Ya!! Si tukang bubur yang hidupnya pas-pasan ternyata masih menyimpan kejujuran yang menurut saya jarang saya temukan. Biasanya kalau ada uang lebih si penjual harusnya makin bersyukur karena dapat uang lebih. Namun si tukang bubur ini beda, dia mau mengembalikan uang 1000 rupiah yang menurutnya bukan haknya. Berbeda dengan para koruptor yang makan uang yang seharunya bukan haknya. Saluttttt!!

Semoga tulisan saya ini bisa menjadi inspirai buat kita semua untuk berusaha jujur walaupun dalam hal ksekecil apapun. Salam

0 komentar:

Post a Comment

tinggalkan pesan

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...