Coba Prospek Menggoda Bisnis Nugget Jamur
Sekolah Pertanian Pembangunan (SPP) atau yang dulu lebih dikenal dengan Sekolah Pertanian Menengah Atas (SPMA) Negeri Samarinda berhasil melakukan pemanfaatan limbah kayu yang ‘disulap’ menjadi jamur tiram putih, baik produksi hingga paska produksinya—sesuai tema Pertanian Ramah Lingkungan, membawa tim diskusi yang dipaparkan Feni Ria, Ilham Nugroho, dan Tino Margo (waktu itu masih duduk di tingkat/kelas II) tersebut berhasil meraih juara 2 nasional.(Saat media ini berkunjung ke SPP, pemapar sedang mengikuti Praktek Kerja Unit Usaha (PKU) di Jawa Tengah).
“Alhamdulillah, upaya kita memanfaatkan limbah kayu selama satu tahun belakangan ini menjadi jamur tiram yang produksinya masih langka di Samarinda, ternyata, malah berbuah prestasi,” ujar Kasi Kesiswaan SPP Negeri Samarinda Ir Sumarti yang didampingi kepala UPTD SPP Ir Sisworo MSi, Kasi Pengajaran Ir Supriyanto, dan guru pembimbing Sri Maulida SST. Lili, biasa Sri Maulida disapa menambahkan, selain memproduksi jamur tiram putih, mereka juga memproduksi bibit jamur tiram untuk memenuhi permintaan petani lokal Samarinda, yang saat ini baru ada 11 petani home industry. “Untuk jamur, sehari kita bisa memproduksi 1,5 hingga 2 Kg. Sedang bibitnya tergantung permintaan petani. Namun, setiap botol bibit bisa untuk 30 log. Jadi, petani tidak perlu lagi mendatangkan bibit dari luar Kaltim, dan menunggu proses pengiriman yang tidak sebentar,” tutur Lili lagi. Selain budidaya jamur tiram putih, lanjutnya untuk pasca panennya biasanya diolah menjadi nugget jamur, ketucky jamur dan baso jamur.
Makanan hasil olahan jamur memang semakin beragam. Anda pasti sudah akrab dengan yang namanya sup jamur. Selain itu, kini juga banyak orang yang mengolah dan menjual jamur dalam bentuk keripik.
Jamur memang lebih sering dijual dalam bentuk olahan. Pasalnya, jamur segar tidak tahan lama. Nah, belakangan ini, ada varian baru makanan olahan jamur, yaitu nugget jamur. Bentuknya sangat mirip dengan nugget ayam. Bahkan, rasanya pun tidak jauh berbeda.
Sementara itu, salah satu pengusaha yang menekuni bisnis nugget jamur ini adalah Sariyah. Wanita yang akrab disapa Sari ini memasarkan nugget jamur dengan label Alfiah Mushroom.
Wanita asal Bogor, Jawa Barat, ini mengisahkan, ia tertarik membuat makanan olahan dari jamur lantaran tinggal di lingkungan pembudidaya jamur. Suatu ketika, sari mencoba untuk mengolah jamur menjadi nugget. Pilihannya jatuh kepada produk ini karena belum banyak orang yang memproduksi nugget jamur.
Untuk membuat nugget jamur ini, Sari memilih jamur tiram putih (Pleuratus florida) sebagai bahan baku. Ia memilih jamur jenis ini karena rasanya lezat dan mirip dengan rasa daging ayam. "Strukturnya juga mirip daging ayam, jadi kalau diolah menjadi nugget hasilnya bagus," tutur Sari.
Sari memperoleh bahan baku dengan membeli jamur yang dibudidayakan di lingkungan tempat tinggalnya. Biasanya, ia membeli satu kilogram (kg) jamur putih seharga Rp 6.000 sampai Rp 8.000.
Saat ini, Sari baru sebatas memproduksi nugget untuk memenuhi pesanan. Itu pun hanya kalau pesanan yang masuk sudah cukup banyak. Dalam sebulan, Sari biasanya membutuhkan setidaknya 60 kg jamur tiram putih untuk membuat nugget. Dari situ, Sari bisa menghasilkan setidaknya 120 kg nugget jamur setiap bulan.
Saat ini, Sari masih lebih banyak melayani pembelian secara online lewat internet. Selain itu, ia juga sering mendapatkan pesanan dari beberapa koleganya. "Kami sudah pernah mengirim ke Jakarta, Surabaya dan beberapa daerah lainnya," papar Sari.
Alfiah menjual nugget jamur produksinya dalam tiga kemasan. Kemasan 250 gram dilego seharga Rp 15.850. Sementara nugget jamur dalam kemasan 500 gram dijual Rp 30.000 dan Rp 59.500 untuk nugget jamur kemasan 1 kg. Menurut Ali Mansyur, salah seorang pegawai Alfiah Mushroom, pihaknya pernah menjual nugget jamur sebanyak dua kuintal dalam sebulan.
Menurut Sari, belakangan ini, produk nugget jamur ini semakin populer di pasar. Pasalnya, kini banyak orang mulai paham manfaat jamur bagi kesehatan. Banyak orang yakin jamur bisa mencegah penyakit jantung, stroke, darah tinggi, diabetes, tumor, dan dapat menyembuhkan jerawat.
Selain memproduksi nugget jamur, Sari juga memproduksi beberapa olahan jamur lain, seperti keripik dan kerupuk jamur tiram. Namun, menurutnya, prospek bisnis nugget jamur lebih bagus.
Pasalnya, penggunaan bahan baku lebih efisien kalau ia mengolah jamur menjadi nugget. Satu kilogram jamur bisa diolah jadi sekitar dua kilogram nugget. Sedang kalau membuat keripik jamur, satu kilogram jamur cuma bisa menghasilkan 0,5 kg keripik. "Jadi memang lebih menguntungkan menjual nugget jamur daripada keripik jamur," papar ibu satu anak ini.
Selain itu, margin keuntungan nugget jamur juga cukup besar, yaitu mencapai sekitar 50%. Sari menuturkan, saat ini, dari hasil berjualan produk nugget jamur saja ia bisa mengantongi penghasilan bersih sekitar Rp 5 juta - Rp 7 juta per bulan
0 komentar:
Post a Comment
tinggalkan pesan