Keutuhan selaput dara bisa dikatakan bukti nyata bahwa seorang wanita masih perawan namun salah satu informasi yang sering keliru atau bahkan tak banyak orang tahu adalah bentuk selaput dara wanita yang tidak seragam atau sama bentuknya. Dengan mengetahui fakta bahwa bentuk selaput dara bervariasi diharapkan dapat mengubah persepsi serta meluruskan anggapan yang salah tentang organ kewanitaan ini.
Seperti dituturkan pakar Obstetrik Ginekologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), dr Suryono Slamet Iman Santoso, SpOG, selaput dara wanita memang berlainan dan memiliki lubang atau pori yang bentuknya bervariasi. Derajat kelembutan dan fleksibilitas selaput yang juga disebut “hymen†ini pun berbeda-beda.
“Selaput dara ini mempunyai banyak bentuk, mulai dari bentuk annular, ada yang bersepta-septa dan ada juga yang cibriformis atau berlubang-lubang. Karena bentuknya selaput, pendarahan pada bagian ini biasanya sedikit. Nah, inilah yang biasa suka mengeluarkan darah saat melakukan seks pertama. Tapi belum tentu semua wanita akan begitu,†ungkap dr Suryono dalam talkshow “Seksualitas di Indonesia : Tabu atau Perlu?†di Jakarta, Kamis (10/7) lalu .
Dokter yang juga menjabat Ketua Perkumpulan Obstetrik Ginekologi Indonesia (POGI) ini menjelaskan, bila seorang wanita memiliki bentuk selaput annular yang wujudnya sangat tipis, maka kemungkinan besar ia tidak akan mengalami pendarahan sama sekali pada saat hubungan seks pertamakali. Dengan fakta ini pula, sebagian dari mitos tentang darah keperawanan sebenarnya dapat diluruskan.
Selain jenis yang tipis dan berlubang, ada pula wanita yang bagian selaputnya tidak memiliki lubang sama sekali atau juga disebut “impervorate hymen†. Jenis ini adalah suatu kelainan genetika dan seorang wanita biasanya akan kesulitan saat memasuki masa menstruasi.
“Ini adalah kelainan kongenital atau bawaan sejak lahir. Akibatnya seorang wanita tidak menstruasi dalam jangka waktu lama, padahal ia sebenarnya haid tapi darahnya tertahan di dalam vagina dan bisa menimbulkan tumor. Angka kejadiannya di Indonesia cukup banyak ,†ungkap dr Suryono.
Setelah seorang perempuan mengalami menstruasi yang pertama kali, lubang pada selaput dara dapat bertambah lebar. Namun yang pasti, setelah robek atau terkoyak selaput dara tidak dapat dikembalikan menjadi utuh seperti semula.
Dr Suryono menekankan meskipun ada dokter ahli yang mengklaim dapat memulihan atau memperbaiki selaput dara, hal itu sebenarnya dilakukan demi memulihkan truma mental dan psikologis pasien saja.
“Karena sangat tipis dan tidak ada pembuluh darahnya, selaput dara tidak bisa direpair. Jadi tak bisa dikembalikan lagi menjadi perawan,†ujarnya.
Kalaupun dilakukan tindakan operasi, kata Dr Suryono, tentu selaput daranya tidak diperbaiki. Dokter biasanya hanya melakukan tindakan seperlunya hanya untuk meyakinkan dan mengembalikan kepercayaan diri pasien.
“Sebetulnya bila semua orang sudah memiliki pemahaman tentang selaput dara, operasi memang sama sekali tidak diperlukan,†tandasnya.
Keterangan Gambar Diatas
Tipe Hymen berdasarkan bentuk :
Annular hymen; selaput melingkari lubang vagina.
Septate hymen; selaput yang ditandai dengan beberapa lubang yang terbuka.
Cibriform hymen; selaput ini juga ditandai beberapa lubang yang terbuka, tapi lebih kecil clan jumlahnya lebih banyak.
Introitus : Pada perempuan yang sangat berpengalaman dalam berhubungan seksual, bisa saja lubang selaputnya membesar. Namun masih menyisakan jaringan selaput dara. (Sudah Tidak Perawan)sumber:Kompas.com
0 komentar:
Post a Comment
tinggalkan pesan