Kediri -   Bagi pasangan muda-mudi yang masih ragu dengan kesetiaan pasangannya,   layak mendatangi Goa Selomangleng. Goa itu tepat berada di lereng  Gunung  Klotok Kelurahan Pojok, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri. Lokasi   tersebut oleh sebagian orang dipercaya sebagai penguji kelanggengan   hubungan asmara. 
"Saya   dulu sudah pernah membuktikan dan ternyata benar. Dua kali saya  pacaran  dan semuanya saya ajak ke sana. Dua-duanya juga harus berakhir  dengan  kata putus," kata salah satu warga Kota Kediri, Bayu Candra (27)  kepada detiksurabaya.com di sela-sela liburannya di lokasi Goa Selomanleng, Senin (8/12/2008).
Hal   senada juga dikatakan oleh Lasimin (56), warga yang tinggal di sekitar   Goa Selomanleng. Lelaki tua yang berprofesi sebagai petani tersebut   mengaku, tidak ada yang tahu asal-usul Goa Selomanleng dipercaya sebagai   lokasi penguji kelanggengan hubungan asmara.
"Nggih   mboten ngertos pripun awale rumiyen. Tapi meniko sampun dados   kepercayaan warga mriki, menawi tasek pacaran mendingan mboten usah   dijak dolan dateng guo. (Ya tidak tahu bagaimana awalnya. Tapi ini sudah   menjadi kepercayaan warga, kalau masih pacaran jangan diajak bermain  ke  gua)," ujar Lasimin.
Lasimin   juga menuturkan, jauh sejak sebelum direnovasi tahun 1991 silam, Goa   Selomanleng memang dikenal sedikit angker. Lokasinya di lereng gunung,   serta bentuknya yang unik dengan tampilan sejumlah relief halus di   dalamnya, menjadikan Goa Selomanleng memang mengerikan. 
Informasi   yang berhasil digali detiksurabaya.com dari keterangan sejumlah warga   menyebutkan, salah satu relief yang paling menonjol di dalam goa adalah   penampakan Dewi Kilisuci, putri dari Raja Kediri, Djojoamiluhur. 
Putri   raja yang dalam sejarah dikenal memiliki wajah sangat cantik tersebut,   memutuskan bertapa di dalam Goa Selomanleng hingga akhir hayatnya. Itu   sebagai upaya menyelamatkan warga Kediri dari amukan Djotosuro,  seorang  pangeran buruk rupa dari Banyuwangi, yang murka karena gagal   mempersuntingnya.
"Menawi   nggih goro-goro lampahan topo meniko ingkang dadosaken guo meniko  dados  angker, khsusipun tiyang ingkang pacaran. (Kira-kira karena aksi   bertapa ini yang menjadikan gua ini jadi angker, khususnya bagi orang   yang masih pacaran)," ujar Lasimin. 
Secara   terpisah, Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya Kota Kediri, Isnaini   membantah adanya mitos tersebut. Menurutnya hal tersebut hanya   kepercayaan segelintir orang, yang mungkin telah merasakan efek dari   kepercayaan tersebut.
"Banyak orang lain yang datang dengan pasangannya dan ternyata mereka masih tetap langgeng," ujar Isnaini saat dikonfirmasi detiksurabaya.com melalui telepon selulernya.
Meski   demikian, dia menganggap Goa Selomanleng memiliki ciri khas tersendiri   apabila dibandingkan dengan gos lain di Jawa Timur. 
"Saya   sendiri juga sering mendengar kepercayaan itu dan semoga hal itu akan   mendongkrak kunjungan wisata ke Goa Selomanleng," katanya.  
 <span class=" fbUnderline">  sejarah & keistimewaan goa selomangkleng</span>
Sejarah   dan Keistimewaan Gua Selomangleng, Sejarah dan Keistimewaan Gua   Selomangleng, Gua Selomangleng merupakan objek wisata populer di   Kotamadya Kediri yang berada di utara kota dan dilengkapi akses jalan   raya yang mulus, tersedia angkutan kota dan dekat dengan universitas   serta SMA Negeri di Kota Kediri.
Dinamakan   Selomangleng dikarenakan lokasinya yang berada di lereng bukit   (Jawa=>Selo=Batu, Mangleng=Miring), kira-kira 40 meter dari tanah   terendah di kawasan. Gua ini terbentuk dari batu andesit hitam yang   berukuran cukup besar, sehingga nampak cukup menyolok dari kejauhan.
Keistimewaan Gua Selomangleng
Sepintas   tidak ada yang istimewa di gua batu ini, keunikan baru terlihat begitu   mendekati pintu gua. Beberapa meter dibawah mulut gua terdapat  beberapa  bongkahan batu yang berserakan. Sebagian diantaranya terdapat  pahatan,  menandakan bahwa tempat ini sudah pernah disentuh manusia.  Berbagai  corak relief menghiasai dinding luar gua, diantaranya ada yang  berbentuk  manusia.
Melongok   ke dalam gua, suasana gelap gulita dan aroma dupa yang cukup menyengat   datang menyambut pengunjung. Tidak heran bila ada beberapa pengunjung   yang takut atau berfikir panjang sebelum memutuskan untuk memasukinya.   Kesan mistis terasa kental sekali saat berada di dalamnya. Beberapa   pengunjung nampak buru-buru keluar setelah tidak lama memasuki ruang   karena, dikarenakan tidak kuat dengan aroma dupa yang menyengat.
Gua   yang terbuat dari batuan andesit ini menjadikannya kedap air. Tidak  ada  stalagtit maupun stalagmit yang umum dijumpai pada gua-gua alam.   Terdapat tiga ruangan dalam gua, dari pintu masuk kita akan tiba di   ruangan utama yang tidak begitu lebar dengan sebuah pintu kecil di sisi   kiri dan kanan untuk menuju ruangan lain dari dalam gua.
Di   dalam gua ini banyak sekali dijumpai relief yang menghiasi dinding  gua.  Diperlukan penerangan tambahan untuk bisa melihatnya dengan jelas.  Saya  sendiri menggunakan sinar lampu dari telepon genggam yang  kebetulan bisa  difungsikan sebagai lampu penerangan (senter). Pada  dasar lantai banyak  sekali ditemukan bunga-bunga sesajen berwarna merah  dan kuning yang  masih segar. Suatu pertanda bahwa tempat ini cukup  sering digunakan  untuk mengasingkan diri, bertapa atau tirakat bagi  kalangan masyarakat  tertentu.
Memasuki   ruangan sebelah kiri dari pintu masuk gua, pengunjung mesti sedikit   merangkak dikarenakan ukuran pintunya yang cukup kecil. Ketika mencoba   memasuki ruangan tersebut, praktis cahaya yang ada semakin minim   dikarenakan tidak adanya penerangan pada ruang tersebut. Ditambah   ruangannya yang kecil dengan atap yang rendah sehingga kesan sempit dan   sumpek mendominasi suasana dalam ruangan tersebut. Sulit kali untuk   melihat apa saja yang ada di dalam ruangan tersebut. Ketika mencoba   menelusuri dinding gua dengan penerangan dari telpon genggam, barulah   terlihat bahwa bagian dalam gua tersebut juga memiliki relief-relief   yang senada dengan bagian luar gua.
Berbeda   dengan ruang sebelah kiri gua, pada sisi kanan gua, terdapat relief   pada bagain atas dari pintu masuk. Mirip dengan relief yang sering   menghiasi bagian atas dari pintu masuk candi. Ruangan ini sedikit lebih   lebar dari sisi kiri. Pada dinding gua, terdapat bagian yang menonjol   dengan cerukan kecil dibagian bawahnya, membentuk tungku. Sebatang dupa   yang masih menyala nampak berada didalam tungku tersebut, menebarkan   aroma menyengat yang memenuhi seluruh ruangan. Relief-relief yang ada   masih bisa terlihat cukup jelas untuk dinikmati.
Sejarah Gua Selomangleng
Dari   cerita yang beredar, Gua Selomangleng dulu pernah digunakan oleh Dewi   Kilisuci sebagai tempat pertapaan. Dewi Kilisuci adalah putri mahkota   Raja Erlangga yang menolak menerima tahta kerajaan yang diwariskan   kepadanya, dan lebih memilih menjauhkan diri dari kehidupan dunia dengan   cara melakukan tapabrata di Gua Selomangleng.
Terlepas   dari gelap dan pengapnya suasana dalam gua, objek wisata Gua   Selomangleng patut dikunjungi saat anda berada di Kediri. Tak jauh dari   lokasi gua ini juga terdapat museum Airlangga yang merupakan museum   purbakala yang bisa dikunjungi dan banyak sekali menyimpan benda-benda   arkeologi berupa patung/arca. Dan sekarang, Goa Selomangleng diberi   fasilitas lain seperti kolam renang dengan aneka wahananya dan juga   arena bermain anak.
Selain   mengunjungi goa pengunjung juga dapat "sedikit" olahraga dengan naik  ke  Gunung Maskumambang yang hijau dan asri serta banyak terdapat ayam   hutan yang berada di samping Museum Airlangga. Untuk naik gunung,   pengunjung tidak berlu bersusah - susah karena telah dibangun tangga   untuk naik ke atas.
Atau   pengunjung yang ingin mencoba tantangan dapat naik ke atas Gunung   Klothok yang dipuncaknya terdapat sumber mata air yang bernama 'Elo'.   Selain berwisata sejarah, pengunjung dapat berwisata outbound, jadi   badan bisa sehat dan wawasan akan sejarahpun bertambah.
Selomangleng   berasal kata dari Selo artinya “Batu” dan mangleng artinya   “Menggantung”. Jadi Selomangleng adalah batu yang menggantung. Kata   “Selomangaleng” biasanya dihubungkan dengan nama “Goa” yaitu Goa   Selomangaleng, hal ini dikarenakan goa tersebut terdapat pada batu yang   menggantung, seperti misalnya di Kediri terdapat “Goa Selomangleng”  yang  terletak di kaki Gunung Klothok, Desa Waung, Kota Kediri.  Sepanjang  jalan menuju goa tersebut setelah perempatan Sukorame  melewati beberapa  sekolah yaitu SMA Negeri 5 kediri dan Universitas  Kadiri. Goa  Selomangleng di kota Kediri menurut sejarah merupakan goa  tempat  peristirahatan “Dewi Kilisuci”
[http://wisata-kotakediri.com/news/wisata-keluarga/kolam-renang-selomangleng.html]
Di   sebelah goa, terdapat kolam renang. Kolam renang selomangleng  merupakan  salah satu objek wisata keluarga yang ada di kota kediri.  Kolam renang  selomangleng merupakan tempat pemandian keluarga yang  menyediakan  fasilitas lebih dari kolam pemandian yang ada di kota  kediri,selain  kolam tersebut bernuansa alam kolam-kolamnya juga  menyediakan fasilitas  khusus bagi anak-anak seperti seluncuran,kolam  khusus anak2 dan masih  banyak lg yg lain nya,kolam renang selomangleng  juga menerapkan  fasilitas keamanan yang cukup ketat terbukti dengan  banyaknya pelampung  dan banyaknya petugas kolam jadi anda tidak perlu  kuatir dengan  keselamatan keluarga anda.
Kolam   renang selomangleng terletak di bawah wisata gua selomangleng tepat  nya  di kaki gunung klotok,jadi begitu anda memasukinya nuansa alam  sangat  kental sekali udara alam sekitarpun masih terasa sangat segar   sekali.jika anda berlibur bersama keluarga tidak ada salahnya anda   mengunjungi wisata kolam renang selomangleng.
Rahasia Goa Selo Mangleng
Julukan   goa pertapaan Dewi Kilisuci adalah Selo Bale, artinya kurang-lebih   bangunan tempat tinggal. Goa inilah pusat perhatian di masa pemerintahan   Baginda Erlangga 1035-an sewaktu beliau memutuskan turun takhta dan   menjadi pertapa di lereng gunung Penanggungan. 
    Dalam   kurun singkat beberapa minggu pada1990-an siapa pun yang mengunjungi   goa batu alami di punggung gunung Klotok sebelah Timur segaris lurus   dengan Goa Selomangleng akan menjumpai seorang lelaki berusia delapan   puluhan. Tampilannya biasa saja seperti petani, ia tidak mengenakan   apapun selain celana panjang dan baju safari, pakaiannya itu pun tampak   sudah tua.
    Lelaki itu berambut putih, bertubuh langsing, wajahnya tampak berseri-seri. Ia tidak banyak bicara kalau tidak ditanya.
   "Bapak tinggal sendirian di sini sedang melakukan apa?"
      "Saya hanya menjaga tempat ini atas perintah kraton Solo. Di sinilah   tempat pertapaan Dewi Kilisuci yang sebenarnya, dan bukan di Goa   Mangleng di bawah sana, itu hanya museum belaka," katanya penuh   keyakinan. "Kami dari kraton Solo menganggap leluhur kami berasal dari   sini (dari Kediri, Jawa Timur)." Ia tidak menjelaskan lebih lanjut   mengapa tempat itu harus dijaga saat ini. Ia mengalihkan pembicaraan   pada bangunan di luar goa, tepatnya di seberang jurang menganga di   lubang goa berukuran empat kali lima meter itu. Mengenai sedikit   hipotesis mengenai misteri goa Selo Mangleng yang belum pernah   dipublikasikan baca tulisan kami yang lain di blog ini berjudul,   "Rahasia Kraton Sri Aji Joyoboyo".
      "Di tiga ceruk batu itulah para prajurit kerajaan bertugas mengawasi   tempat ini," ujarnya. Ia tidak menjelaskan lebih lanjut.
    Memang samar-samar tampak dinding bukit batu tegak lurus terdapat goa-goa kecil yang berukuran mini.
      "Tempat ini dulu tidak seperti ini, Ada jalan penghubung antara  penjaga  di seberang dan goa Selo Bale ini. Wilayah ini sekarang  dikuasai pihak  militer dan dijadikan ajang latihan perang-perangan  menggunakan amunisi  sungguhan. Mortir atau meriam biasa digunakan jika  sedang masa latihan  pada tahun 70-an. Dan senapan serbu laras panjang  tidak terhitung lagi  jumlah pelurunya yang berhamburan di sini."
      Memang benar semua itu, penduduk di kawasan ini  sudah tahu hal itu  dan  menganggap sebagai hal biasa. Memang tidak ada unsur kesengajaan  dari  militer untuk merusak situs itu, akan tetapi situs itu secara tak   langsung terkena dampak buruknya.
      "Goa Selo Bale inilah yang benar-benar jadi tempat pertapaan putri   Erlangga itu, bukan di Goa Selo Mangleng, itu hanya museum semata-mata,"   ujar lelaki tua mengulangi apa yang sudah dikatakannya belum beberapa   bentar, kembali suaranya terdengar mantap dan meyakinkan.
      "Dulu tempat ini tidak sedalam ini, hanya sampai sebatas sini,"  katanya  menunjuk lantai goa. "Orang-orang yang mencari harta-karun  mencoba  menggali dinding ini hingga bertambah sekitar setengah meter.  Tampaknya  tidak berhasil mendapatkan apapun."
      "Sampai sekarang orang belum berhasil menemukan peninggalan heboh   kerajaan Kediri. Mungkin berada di balik bukit ini!" katanya serius,   sambil menunjuk suatu sudut punggung gunung. Jika kita berjalan   melingkari bukit dan tiba di balik bukit itu memang terdapat air terjun   kecil, Tretes. Dan di seberang sana sebelah selatan terdapat daerah   dengan julukan Gemblung, bila orang berjalan di atas daerah itu seolah   ada suara dari dasar tanah berbunyi "bung, bung, bung." Mungkin ada   semacam ruang bawah tanah berukuran besar.
      Di balik bukit sebelah timur terdapat sumber air suci Gunung Klotok,   tempat itu terkenal dengan sebutan Sumber Loh, karena di hulu aliran air   yang lumayan deras itu kebetulan terdapat sebatang pohon Lo berukuran   raksasa, dan dari lobang-lobang di sekitar akar pohon itulah awal mula   mata air yang terus memancar sepanjang masa, tak kenal musim, dan tak   kenal jaman.
      Beberapa tahun kemudian jika orang tersasar atau sedang mendaki gunung   Klotok dan tiba di tempat itu akan menjumpai kembali goa tersembunyi itu   sunyi seperti sediakala. Tidak seorang pun berada di sana. Sesunyi   sebuah goa misteri yang lain di balik bukit yang sama tempat itu disebut   "Goa Kikik", arti harfiahnya kurang lebih goa mini. Barangsiapa  mencari  goa yang satu itu akan kesulitan menemuinya karena tiada  bedanya dengan  bongkahan batu biasa saja. Akan tetapi goa itu memang  asli pahatan  tangan nenek-moyang di masa silam. Goa Kikik seperti garis  pertahanan  lain dari arena perbukitan itu untuk memapak pendatang dari  jurusan  barat laut yang sedang mengarah ke Goa Selo Bale.
sumber : http://asalusulgoaselomangleng.blogspot.com/
sumber : http://asalusulgoaselomangleng.blogspot.com/
wau wisata dikediri mantapp